Gertak Lau Biang


gertak-kecil.jpg
Rasanya tidak orang yang lahir, besar, atau paling tidak pernah tinggal di Tanah Karo tidak mengenal Gertak Lau Biang (baca : Jembatan Lau Biang). Jika ditanyakan apa pendapat mereka tentang Gertak Lau Biang dengan perasaan bergidik dan dibumbui cerita-cerita seram mereka akan menjelaskan tentang jembatan angker tersebut.
Konon penamaan Lau Biang itu sendiri diambil dari cerita dimana salah seorang nenek moyang merga Sembiring pernah dikejar musuhnya kemudian menyelamatkan diri dengan menceburkan diri ke sebuah sungai dan hampir tenggelam. Seekor anjing kemudian menyelamatkan orang itu dan membawanya ke seberang. Mulai dari situ sungai tersebut dinamakan Lau Biang dan Merga Sembiring Singombak berjanji untuk pantang makan daging anjing.
Sembiring Singombak yang dalam bahasa Budayawan Karo Brahma Putro disebut Sembiring Hindu Tamil menganggap Lau Biang adalah sungai suci. Dulu Seberaya (sebelumnya disebut Sicapah) yang menjadi pusat dari Sembiring Singombak diadakan perayaan besar “Kerja Mbelin Paka Waluh” seremai sekali atau 32 tahun sekali. Menurut peneletian Kerja Mbelin Paka Waluh terakhir terjadi antara tahun 1850-1880.
Kerja Mbelin Paka Waluh adalah perayaan besar Sembiring Singombak yang pada masa itu masih beragama Perbegu atau Pemena yang dikaitkan dengan agama Hindu. Ada kepercayaan yang mendasar pada masa itu tentang upacara suci pembakaran mayat (ngaben) dan menghanyutkan perabuan mayat itu ke sungai Lau Biang yang konon dipercaya di lautan luas akan bertemu dengan sungai Gangga India yang dianggap suci itu. Jadi pelaksanaan penghanyutan perabuan mayat ini oleh masing-masing sub merga Sembiring Singombak ini secara bersamaan dalam upacara besar disebut Kerja Mbelin Paka Waluh.
Masing-masing sub Merga Sembiring Singombak berikut anak berunya datang dari berbagai penjuru kuta Tanah karo. Masing-masing sub Merga itu menyiapkan perahu-perahu kecil yang indah. Lalu dengan iring-iringan upacara tertentu perahu-perahu itu kemudian dinaiki masing-masing sub Merga lalu bergerak di aliran sungai Lau Biang. Penghanyutan perabuan mayat dalam Kerja Mbelin Paka Waluh itu terjadi beberapa bulan untuk persiapan berikut pelaksanaannya.
Sementara Gertak Lau Biang jembatan yang menghubungkan kuta Batukarang, Nageri dan Singgamanik ini adalah saksi bisu segala penindasan dan dokumen sejarah. Pada tanggal 15 September 1904, Kiras Bangun atau Pa Garamata dan laskarnya menghancurkan jembatan penghubung ini agar Belanda tidak bisa menyeberang ke tempat persembunyiannya di Singgamanik. Jembatan ini sendiri terlihat dari Riung suatu perladangan tempat Garamata dulu diasingkan oleh Belanda.
Pada masa taktik bumi hangus kuta-kuta Tanah Karo pada agresi Belanda tanggal 25 Nopember 1947, para pengungsi dari Batukarang dan kuta-kuta lainnya menyeberangi Lau Biang itu dengan jembatan yang terbuat dari bambu yang berayun-ayun.
Aliran sungai yang lewat dibawah jembatan itu sangat deras. Dan jarak dari tebing ke sungai mencapai 30 meter. Baru dimasa setelah pengungsian itu dibangun jembatan kokoh yang menurut kata orang bertumbalkan 2 kepala anak-anak!
Kepala-kepala itu sendiri menurut kata-kata orang adalah sebagai penyangga dari jembatan itu agar kokoh dan bertahan lama. Ini terbukti karena sampai sekarang jembatan itu masih bertahan dan belum tampak akan roboh.
Banyak cerita yang terdengar dari fenomena Gertak Lau Biang tersebut. Ada yang mengatakan di jaman Revolusi tepatnya ketika Belanda angkat kaki dari Tanah Karo, tempat tersebut menjadi saksi bisu dimana terjadi “penggelehan” besar-besaran terhadap yang dituduh sebagai antek-antek Belanda termasuk beberapa Sibayak dan Raja Urung.
Bahkan menurut Nande Sendep br Bangun (umur 100 tahun) dari Batukarang seorang saksi sejarah yang masih hidup, Gertak Lau Biang menjadi tujuan dari beberapa daerah di Sumatera Utara untuk pengeksekusian antek-antek Belanda. Mereka dibunuh dengan cara biadab. Ada yang dipancung, ditikam bahkan langsung dibuang begitu saja dari jembatan itu ke sungai Lau Biang yang deras. Biasanya malam pengeksekusian dini hari. Tambah Nini Ribu itu pula, jika pengeksekusian telah selesai biasanya truk-truk yang membawa para korban sembelihan tadi langsung dijatuhkan ke Lau Biang malam itu juga. Mengenaskan memang.
Berapa orang yang mati di Lau Biang itu tidak ada yang bisa memastikan. Ada yang menyebut ribuan, ratusan ribu bahkan menurut Nini Ribu angkanya bisa mencapai satu juta kepala. Berlebihankah? Jika kita telusuri sejarah dari tahun ke tahun tentu kita akan mengiyakan apa yang dikatakan Ribu.
Di jaman pendudukan Belanda, seorang veteran laskar yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan mereka dulu pernah menutup jembatan tersebut dengan pohon dan tumbuhan-tumbuhan. Lalu membuat jalan terusan ke arah yang salah. Sehingga truk-truk tentara Belanda mengira jalan itu tetap lurus dan akhirnya mereka jatuh ke sungai Lau Biang itu. Bahkan menurut kabar burung, di dasar Lau Biang itu terdapat kerangka tank tentara Belanda! Biasanya jika air sungai Lau Biang itu jernih akan terlihat dari atas jembatan rangka truk dan mobil yang pernah jatuh.
Lau Biang memang angker. Menurut pengakuan seorang sumber, beberapa dekade terakhir ini Lau Biang dijadikan tempat untuk bunuh diri. Biasanya orang yang bunuh diri di tempat tersebut karena stress. Kebanyakan bahkan gadis yang beralasan cintanya tidak disetujui oleh keluarganya. Beberapa bulan lalu seorang Bulang dari Singgamanik harus mengakhiri hidupnya di jembatan itu karena stress dengan kehidupan keluarganya. Padahal ketika itu kempunya sudah melarang di pinggir jembatan. Bulang itu ditemukan mengapung empat hari kemudian tepat di bawah jembatan itu.
Belum lagi pembunuhan sekeluarga yang pernah terjadi di Kabanjahe yang ke semua mayatnya dibuang ke Lau Biang tersebut. Lau Biang juga pernah menjadi tempat pembuangan mayat ketika jaman PKI.
Jika seseorang jatuh ke Lau Biang kemungkinan besar bahkan bisa dipastikan akan mati. Maka untuk mencari mayatnya dibutuhkan beberapa hari untuk menunggu. Jika tidak mengapung di sekitar situ maka secepatnya pergi ke Perbesi. Karena biasanya mayat-mayat dari Lau Biang akan mengapung disana. Itulah sebabnya pernah beberapa masa orang-orang kuta Perbesi enggan untuk mandi atau mengambil air dari Lau Biang yang mengaliri kuta itu.
Tidak jauh dari Gertak Lau Biang itu, terdapat sebuah pancuran yang dinamakan Pancur Besi. Pancuran itu terletak di pinggir jalan. Hanya terpaut beberapa meter antara pancuran untuk laki-laki dan perempuan. Menurut penglihatan beberapa saksi mata, jika kita melewati pancuran itu malam hari akan terlihat seorang gadis berambut panjang sedang mandi di pancuran itu! Mitos itu mungkin terbawa karena menurut legenda kebiasaan Putri Hujau beru Sembiring Meliala yang mandi di Seberaya.
Salah satu sumber di Trans TV menyebutkan team survey reality show “Dunia Lain” pernah malakukan penjajakan ke Gertak Lau Biang untuk kemungkinan dilaksanakan “Uji Nyali” di daerah tersebut. Tapi kemudian acara yang dipandu Harry Panca itu mengurungkan niat karena beralasan di tempat itu penunggunya sangat kuat dan susah untuk ditaklukkan. Sungguh tidak bisa dibayangkan jika acara tersebut betul-betul dilaksanakan. Kemungkinan peserta “uji nyali’ itu bisa hilang entah kemana. Lagipula siapa yang akan berani seorang diri diam di tempat itu selama 4 jam hanya untuk mendapatkan satu juta rupiah!
Ada juga cerita tentang kehebatan pemancing yang berjuluk “Pengkawil Lau Biang.” Menurut cerita Pengkawil Lau Biang itu biasa memancing di sepanjang aliran sungai Lau Biang. Mereka berjalan dari Seberaya menapaki setiap tebing terjal sepanjang sungai hingga ke Perbesi kemudian pulang lagi dari jalan yang sama. Tidak terbayangkan betapa melelahkannya. Hingga ada yang menyebutkan kalau Pengkawil Lau Biang itu bukan orang sembarangan.
Jika kita hendak melewati Gertak itu dengan kendaraan maka kita harus membunyikan klakson terlebih dulu sebagai tanda permisi pada penunggu tempat itu. Jika tidak, akan terjadi keanehan seperti mesin kendaraan tiba-tiba mati misalnya. Ketika meneliti daerah tersebut saya juga harus memberikan ritus rokok sebagai permohonan ijin.
Banyak cerita yang di dengar dari orang-orang yang pernah melintas pada malam hari. Berbagai penampakan-penampakan biasa terlihat. Apapun wujudnya tentu sosok menakutkanlah yang terlihat. Itulah sebabnya saat ini jarang mobil ataupun sepeda motor lewat malam hari di tempat tersebut.
Gertak Lau Biang telah menjadi fenomena tersendiri bagi masyarakat Karo. Banyak cerita yang mewarnai fenomena tersebut. Fenomena itu menjadi misteri yang sulit untuk terungkap.
 
Sumber : http://joeybangun.wordpress.com/
 Salam : Kesain Rumah Derpih
Share:

Kata Penaruh, Kata Pengalo ngalo, Kata Pedah, Kata Pengaloi


Mejuah – juah man banta si ngkunjungi blog enda.

Bapa, Nande, Turang, Senina ras Teman teman kerina, pertama tama sentabi man banta kerina kerna isi artikel enda, entah kurang gia kari akapndu perpayona, mindo maaf aku man bandu kerina. Situhuna kerna nuratken artikel enda, labo ateku ngajari, tapi ateku erlajar ibas budaya kita kalak karo. Lit me sada kuan kuan nina, adi nungkun kita, lenga tentu ibere, sumpama ibere kin pe labo kerina. Tapi adi situriken kerna pemetehta, sikurang ( sinipindo kita ndai ) itambahi kalak, amin gia kita I peteruk, tapi sidat kai sisuraken kita. Banci kataken beluh beluhen kita, tentu sisalah si belasken minter i protes temanta, tapi adi sisungkun, mungkin la ikatakenna, janah mungkin payo ras lang pe si kataken kita, la ia mediate. Ibas kata penaruh sikusehken enda, mbera mbera enggo i antusindu kerna isi artikel enda kari.

Sue ras judul si idatas, emekap kerna kata penaruh ras kata pengalo ngalo, ibas kita kalak karo, terutama ibas sada acara peradaten, megati ibahan Kata Penaruh, Kata Pengalo ngalo, Kata Pedah, Kata Pengaloi. Janah melala denga kita kalak karo la siangka ija bedana kata penaruh, kata pengalo ngalo ngalo,  kata pedah, ras kata pengaloi, janah megati inganna pe la siban pas, sada contoh : Kata penaruh siban ku kata pengalo ngalo ntah kata pedah, bagepe sebalikna, kata pedah jadi kata pengalo ngalo. Ijenda kuturiken sitik perbedaan antara Kata Penaruh, Kata Pengalo ngalo, Kata Pedah ras Kata Pengaloi asa sikuetehna ( Penuriken Nini Bulang = Tuah Purba ( + ) = Sinusur Pa Mbelgah )

1. Kata Penaruh         : Biasa ilakoken Anak Beru, Sembuyak/Senina, Kalimbubu sope lenga sekalak jelma mereken Kata Pengalo ngalo ntah pe Kata Pedah.
                                    : Ilakoken Anak Beru, Sembuyak/Senina, Kalimbubu sope lenga mbenaken Ruunggun, Acara ras Sidebanna.
Sekilas contoh isi Kata Penaruh :
AB = Anak Beru
KB = Kalimbubu
PK = Puang Kalimbubu
S = Sembuyak

Nangdangi Man

AB       : Nyak mama / impal, nakan ras gulen enggo menda tasak, jam pe enggo me seh jam man, mbiar kami ntah lit ka kam si sakit mag, kumat ka erkiteken melawen man, bage gia, ntah lit denga nge ndia kalimbubu kami rikut ras kalimbubundu puang kami si lenga je, ntah lit kin ndia biak si man lebuhen gelah lebuh kami, cuba tatap ndu, arih kam kerina.
KBs     : Kuakap, si je e enggo me reh, sibiak man lebuhen lanai bo kuakap lit.
AB       : Enggo dage banci elai kami? Gelah kita man…
KBs     : Enggo….
AB       : Bujur…

Kenca elah man, janah ibenaken me ate runggu

AB       : “ Nyak senina, adi enggo kita elah man me siorati me kalimbubu ta ah, ntah kai kin ndai sura surana maka kita ilebuhna ku jenda?
ABs     : Payo… orati cuba
AB       : Nyak mama / impal / permen / kalimbubu kami? Apai nge ndia kam kalimbubu kami ntah biak seninandu teman kami ercakap?
KBs     : Aku….
AB       : Adi enggo kita elah man, uga nge ndia ndai perpan ndu? Me labo lit sikurang?
KBs     : Uga ninta? Me labo lit sikurang?
KB       : Lang…
KBs     :Lang… kai pe la kurang, sikap kerina..
AB       : Merandal mama / impal / ….
KBs     : Kena gia anak beru kami si arah pudi man, me bias nge ndai gulen kena?
AB       : Uga kena senina kami, impal kami si pudin man, me labo lit si kurang
ABs     : Lan….
AB       : Enam… enggom begindu sisada, kai pe la kurang.
KBs     : Enggo….
AB       : Egia, ntah lit denga ndai kam kalimbubu kami ntahpe kalimbubundu puang kami terus ku puang ni puang si lenga man, nakan ndai lit denga nge, gelah ipesikap kami…
KBs     : Adi kuakap si ijenda enda, lanai bo lit, radu nge kami ndai man kerina…
AB       : Adi bage, enggo gia ndai kami erpenungkunen sope lenga kita man ndai, sope lenga kita ercakap, ntah lit denga nge ndia kalimbubu kami rikut ras kalimbubundu puang kami si lenga je, ntah lit kin ndia biak si man lebuhen gela lebuh kami, cuba tatap ndu, arih kam kerina.
KBs     : Nyak… e erpenungkunen anak beruta, ise nari kin siman lebuhen, gelah lebuh kami, gelah si benaken ercakap nina, uga kin?
KB       : ( Arih Kentisik ) Lanai lit nindu man anak beru ta ena.
KBs     : Kuakap lanai bo lit siman lebuhen, nggo me kami pulung kerina kalimbubundu rikut ras kalimbubu kami puangndu.
AB       : Adi bage, enggo dage banci sibenaken ercakap?
KBs     : Enggo…
AB       : Jadi erkiteken itatap kami lit ka nge je piga piga kalimbubundu puang kami, labo kuakap lit dalihna ipersentabi kami lebe, me bage dage?
KBs     : Payo…
AB       : Sihamati kami kam puang kami, ijenda ibenaken kami me ercakap cakap ras anak berundu kalimbubu kami, tertinggel tinggel kam, ija kari akapndu kurang payona, embarindu kami…
PK       : Banci…
AB       : Bujur….
AB       : Jadi, enggo menda I persentabi kalimbubundu puang kami, me enggo me banci sibenaken ercakap?
KBs     : Enggo… benaken…

Bageda me salah sada contoh isi kata penaruh ibas menaken runggun.

Lain si e, lit ka nge kata penaruh ibas panggung mereken kata pengalo ngalo ntah pe kata pedah.
Contohna :
Panggung Anak Beru
Contoh 1          : “ Kalimbubu sini hamati kami Milala mergana, erkite kiteken ( Riah Ukur / Ceda Ate ) kekelengen i tengah jabu, emaka tedis kami kerina ijenda anak berundu, emaka bahan dage katandu sengkebabah nangdangi anak berundu, arah corong mic enda dalan ndu erbelas.

Bagenda me isi singkat ibas kata penaruh. Isina banci saja ipegedang, tapi makna na harus kerna dalan dalan kalimbubu nehken kata pengalo ngalo.

2. Kata Pengalo – ngalo         : Biasa ilakoken Sembuyak/Senina ( Sukut ), sope lenga jelma sienterem mereken Kata Pedah.
Ijenda me si megatina kita salah erbahan ingan. Biasana adi kataken kata pengalo – ngalo, eme persentabin ntahpe pemindon sukut man sibiak ibas panggung.

Ibas mbelasken kata pengalo – ngalo pe biasana lit si selipken kata penaruh si singkat.

Contoh Kata Penaruh si singkat ibas keriahen ukur ( Kerja – kerja ):
Panggung Kalimbubu
            “ Bujur sikataken man Tuhan Dibata, si enggo mereken kesempaten man banta lako pulung ibas ingan enda ( banci itambahi guna muat simehulina ):”

Contoh Kata Pengalo – ngalo ibas Keriahen Ukur ( Kerja – kerja )
Panggung Kalimbubu
            “ Sinihamati kami kam kalimbubu kami, rikut ras puang nu puang, sihamati kami kam kerina sembuyak senina kami, bagepe sinikelengi kami kam anak beru kami kerina sad ape kam la ipilihi kami. Ibas paksa enda, nggo tedis kami ras kalimbubu kami, eme erkiteken anak tengah jabu emekap si ( belasken gelar anakta si erjabu ) enggo ngaloken pemasu – masun ibas wari si rebinai ( Sue ras perjabun na ). Kata sentabi nge lebe ikataken kami man bandu kam kerina kalimbubu terus ku puang ni puang kami, bagepe sibiak senina la ketadingen kam anak beru kami, ibas kerja enda ntah lit akapndu kurang perpayona perbahanen kami, ntah kurang akapndu pendudurken kami isap man bandu ntah pe pengalon ngalo kami kam, ula min tama sangkut ukurndu, jadilah pasu pasu ibas geluhndu. Dage terlebih man bandu kam kerina kalimbubu kami si tedis paksa genduari enda, sada pe kam la erpilihen. Bahan dage katandu lako mereken pedah nangdangi kempundu kam si biak erkempu, bere berendu kam si biak erbere bere, impalndu kam si biak er impal, gelah banci arah pedah ndu e pe iangkana kai arus ilakokenna nangdangi perjabunna, terlebih nangdangi peradaten kita kalak karo. Bage pe gelah itandaina kam kerina kalimbubu kami. Kata sibagenda rupa nge si banci kubelasken ibas aku nari man bandu kalimbubu kami, amin bage gia ntah lit kami sinambahisa. Bujur… “

Contoh Kata Penaruh si singkat ibas Ceda Ate :
Panggung Anak Beru
            Biasana jarang ibahan kalak kata penaruh, amin bage gia, mungkin banci siukuri adi kata penaruh enda silakoken “ Pujin man Dibata simeganjangna, peraten Dibata nge si jadi maka banci kita pulung ibas wari sisendah. Bapa / Nande ( merga ntah beru si idilo Dibata ), nggo pulung kami kerina bekas penenahkenndu, ijenda nggo tedis kami petungko tungko ras anak berunta, erkusik dage kam arah kuta sindauh nari, ajari anak ( sintua, sintengah, singuda ) enda erbelas kempak anak berunta.”

Contoh Kata Pengalo – ngalo ibas Ceda Ate
Panggung Anak Beru
            “Bagem anak beru kami sinikelengi kami, bibi, bengkila, impal, turang, ibas penenahken kami kam kerina, ntah kurang sikap akapndu pengalo ngalo kami kam kerina, terbeluh min kam kerina, ula min kam sipandang punjuten, ersada lah min arihndu kerina ibas ndungi lakon ta enda, gelah alu bage, bapa / nande ( belasken merga ntah beru si idilo Dibata ) sikap perdalanenna ku Dibata Bapa, bagepe ibas ndungi acara enda, sikap kerina perdalanenna. Bagem anak beru kami, ajrindu kami, terbeluh kam nangdangi sembuyak senina kami kalimbubundu, bagepe kalimbubu kami puang ndu terus ku puang nu puang kerina. Gelah alu bage la teridah kami kalimbubundu la beluh. Jadi bagem bibi, bengkila, impal, turang, lanai bo kueteh kata si uga arus ku belasken man bandu, alo alondu dage kami kalimbubundu uga laitna. Aku pe sibar bage ngenca beluh erbelas bandu, bujur ras mejuah juah kita kerina.

3. Kata Pedah : Biasana ilakoken si ikiut ibas tegun panggung.

Ibas kata pedah enda, megati salah ingan ntahpe salah sibelasken, terlebih ibas kerja meriah ukur ( sukut nehken kata pengalo ngalo ), ( tegun panggung nehken kata pedah ), bage pe ibas acara ceda ate ( tegun panggung nehken kata pedah )

Piga piga contoh si salah si banci kuturiken arah pengenen ku :

* Kerja meriah ukur ( Sukut nehken kata pengalo – ngalo )
Ibas artikel enda, enggo kuturiken uga kerna isi kata pengalo ngalo, jadi intina ibas sukut labo lit kata pedah, tapi megati denga sibelasken kata kata “ tutus atendu erjabu nak ku, ula sirubat rubat “  kata kata sibagenda adi si nen, enda nggo masuk kategori sukut erbelas ku sukut, kata sibagenda simelaskenca eme tegun panggung. Mungkin banci saja sitambahi sitik, tapi labo bagi sitertulis ndai kata katana, janah gelarna pe labo ibas kata pengalo ngalo, tapi ibas kata pengaloi( biasana ilakoken kenca tegun panggung mereken kata pedah ). E pe katana arus itambahi. Gelah ertangkasna man banta, banci kari i ogendu ibas Kata Pengaloi.

* Kerja meriah ukur ( Tegun panggung nehken kata pedah )
            Adi si nen gundari, kerina simereken kata pedah enggo la ketadingen ikut nuriken Kata Dibata, labo salah, adi sepenggel. Tapi ijenda me megati jelma sienterem adi kuakap ( Sentabi ) mbiar ikataken la er Dibata, la pernah Ku Gereja ras sidebanna. Lang situhuna kuakap eme perkulah kulah. Engkai maka kuturiken bagenda? Gundari ibas mereken kata pedah kerina erpalasken Kata Dibata, maun maun lit ka si kotbah pe ije. Adi ateta nehken kata Dibata ntahpe kotbah, labo ibas kerja e, dahi kurumahna, ntahpe sanga ia reh ku Gereja ntah Perpulungen, ije banci si turiken terdauhen. Adi si nen ibas undangen, tentu lit tertulis
Man sinihamati kami
  1. Kalimbubu
  2. Sembuyak
  3. Anak Beru
  4. Teman Meriah
Jadi, intina kita erbelas kerna tegun kai undangen si seh man banta. Adi panggungta tegun Kalimbubu, kata kata erkalimbubu lah si peseh, labo tegun Teman Meriah.

I. Pendahin Keriahen Ukur

Pedah Man Si Erjabu
*.* Panggung Kalimbubu :

Isina kel, ituriken lah uga perkalimbubuna kita. Ntah erkiteken turang nandena uga, ras sidebanna, ras kai arus ilakokenna kempak kalimbubuna sibiak senina ta adi kita kalimbubuna.
Contoh            : “ Aku nini / mama / mami / impal ndu, turi turinna bagenda ( turiken uga perkade kadenna ntah arah ja dalanna ) kita tading i ( turiken ingan ta tading ) reh kam ku je, gelah itandaindu kami kalimbubundu, adi lebih jelasna kari, sungkun nandendu ise kami si pulung enda kerina, jadi adi enggo kam njabuken bana, kelengi kempu / anak kami ena, kelengi ulihndu encari, gelah lit pagi ongkosndu ndahi kami kalimbubundu “

*.* Panggung Sembuyak/Senina :

Isina kel, ituriken lah uga perSembuyakenna kita. Ntah erkiteken Bapa na uga, senina na uga, ras sidebanna, ras kai arus ilakokenna kempak sibiak senina ta.
Contoh            : “ Aku bulangndu / bapandu / seninandu / rsd ( turiken dalanna bagepe ingan tading rsd ).” Janah turiken ka kai arus ilakokenna nagdangi sibiak senina, banci pe itambahi ntah iajari kerna kai arus ilakokenna kempak kalimbubuna. “ Adi enggo kam erjabu, Mehamat erKalimbubu, Metenget Ersenina, Metami man Anak Beru. Gelah adi lit pagi dahin ibas kalimbubuta, sembuyak seninanta ntah pe anak beruta, sikap perdalanenna. Mejingkat lah min kam ndahi kalimbubuta, janah siras ras ken pagi dahikensa”.

*.* Panggung Anak Beru :
            Isina kel, ituriken lah uga dalanna maka Anak Beruna kita. Ntah erkiteken Bapa ta bere bere kai, kita bere bere kai, rsd,  ras kai arus ilakokenna kempak kita anak beruna ras sibiak senina ta bage pe kalimbubu ta sibiak senina na.
Contoh            : Turiken ise kita, uga dalan na, janah sikataken kai tugas ta nangdangi ia. “ kami me kerina tegun si latih ibas kerina pendahin kena kalimbubu kami, adi lit pendahin si bereken kena man kami, kami labo pang nogan, bagepe ibas pendahin sibereken kena man kami sigundari enda, ntah lit akapndu kurang payona, ula tama sangkut ku pusuh, ajarindu kami anak berundu.”

*.* Panggung Teman Meriah :

            Ibas panggung teman meriah enda, mbue erbagena, piga piga si masuk ku kategori teman meriah eme : Pemerintahen Desa ras Perangkatna, Perpulungen, Teman Sejawat, ras sidebanna.  Inti isi si arus iseh ken emekap kerna posisina.
Sekilas isi Kata Pedah Panggung Teman Meriah
  1. Pemerintahen Desa ras Perangkat : Tentang surat kawin, pendaftaren perjabun ku pemerintahen, pembangunen desa, ras ngajak gelah ikut muat bagin guna kemajun pemerintahen ras nuriken sitik kerna undang undang perkawinen menurut pemerintahen.
  2. Perpulungen : Ijenda me megati ipakeken kalak guna nehken kata pedah. Lang situhuna, bagin si nuriken Kata Dibata eme Tegun Perpulungen, labo kalimbubu, sembuyak ntah pe anak beru. Isina, uga kin arusna kalak erjabu sue ras pengajaren iman ( kiniteken na ), kai tanggungjawabna. Contohna, kerna  pedah ( kata Dibata ) si enggo ibereken ibas perjabun, mejingkat ndahi Dibata, ngikuti kegiaten si ibahan perpulungen, ras sidebanna.
  3. Teman Sejawat : Pedah sinibereken eme kerna uga pendahinna, kai arus ilakoken man pendahinna adi enggo ia erjabu, ras sidebanna.

Bagenda me sekilas kata pedah ibas kalimbubu, sembuyak / senina, anak beru, teman meriah. Banci nge si selipken sitik kerna Kata Dibata ( Pasu pasu ) emekap ibas pendungi kita erbelas “ Dibata Simasu masu Perjabunndu “. Adi situriken kerna Kata Dibata gedang gedang, tapi labo kita Tegun Perpulungen, mungkin labo ietehna kita kalimbubu, Sembuyak,ntah pe Anak Beruna, banci pengakapna kita sierdahin ibas Gereja ntahpe Mesjid, jadi adi simbel kita, banci saja ia nilah, “ kotbahina kari aku “ atena, ntah mungkin ia la pernah ku Gereja, Mesjid ntah Perpulungen “ ah… suruhna ka kari aku ku Gereja, Mesjid ntah Perpulungen “ atena. Jadi ijenda me sitik kel kesalahen Kalimbubu, Sembuyak, Anak Beru ibas nehken kata pedah man si erjabu.

Pedah Man Si Pejabuken

Inti emekap sue ras tegun sibaba kita, saja ngenca isina biasana Ngataken sehat sehat, terbeluh nuriken perkade kaden man anak, ngaloken anak enggo sideban punana. Janah sitik banci intambahi kerna Pasu pasu Dibata.

II. Pendahin Ceda Ate

Ibas nehken kata pedah ibas ceda ate, siperlu sipergermeti emekap bagi sienggo tertulis perlebe, eme kerna tegun ibas undangen / tenah. Adi penuriken kerna kata pedah ijenda erbage bage tempasna, tergantung penggejapen pribadi lepas pribadi nangdangi Si Idiolo Dibata ras Sukut si itadingken. La terlepas ibas perpulungen, intina uga kerna kalak si enggo mate, kai arus idalanken nangdangi kalak si enggo mate ( pedah simate ), kai arus sibahan man banta ibas kiniteken.

4. Kata Pengaloi                     : Biasana ibelasken Sukut guna ngaloi kata sinehken Kata Pedah banci kataken Kata Pengaloi = Pengataken Bujur

Ibas mereken kata pengaloi enda, intina kel persentabin ibas kesalahen, bagepe pengataken bujur man si nehken kata pedah ras perdalanen pendahin.

Bagenda me sitik penurikenku kerna Kata Penaruh, Kata Pengalo – ngalo, Kata Pedah, ras Kata Penaruh. Isi artikel enda tentu nggo pasti lit kekurangenna ras kelebihenna, adi isinikken saja, kekurangen ras kelebihen e labo tertutupi janah labo banci mehuli. Emaka mindo aku man banta kerina, gelah tersitik sitik kita muat bagin dingen mereken komentar guna pehuli si lenga mehuli. Bujur ibas atensindu kerina.


Tuhan Dibata Simasu masu Kita Kerina
 Salam : Kesain Rumah Derpih
Share:

KERJA TAHUN, KAI RAS UGA?


Betlehem Ketaren, SAN DAMIANO
Kesemalen (adat) siadi e me sada kinibayaken kegeluhenta. Kesemalen siadi e turah dingen nggeluh mehumur i kuta sue ras biak ingan bage pe biak jelma si nggeluhkensa. Lit kesemalen siadi si masap erkiteken itadingken perkembangen jaman, tapi lit ka si tetap nggeluh, igeluhken manusia alu isesuaiken ras endek kegeluhen.
Kerja Tahun e me sada kesemalen siadi ibas kalak Karo, si tetap ertahan nggeluh seh genduari, gia ibas pendalankenna maun enggo lain ras si mula tangtangna.

Kai ras uga kin kerja tahun e ibas paksa siadi?

Ibas paksa siadi, ras banci ikataken seh asa genduari kegeluhen kalak Karo erpalasken pendahin nuan-nuan ku juma ras ku sabah. Janah terlebih-lebih page me sinuan-sinuan si pematang ibas paksa siadi.
Lit pe pertoton kalak Karo si semal denga sibegi, nina: mbuah page nisuan, merih manuk niasuh, sai mara, kurumah tendi. Ije tangkas teridah maka page igeluhken kalak siadi jadi tanda kesangapen, ketuahen ras kemalemen ate. Page e me tanda kegeluhen, maka nai galang kitikna keben ingan page jadi sukaten kiniliten.
Rikutken ras kiniteken kalak Karo siadi, kesangapen, ketuahen ras kemalemen ate (si man perayaken nggeluh kalak Karo) banci ialoken arah pemasu-masun si erkuasa raduken ras pengayun pertendin sangkep nggeluh kerina. Page si jadi tanda kegeluhen e itotoken janah ipepulung janah itenahken pe sangkep nggeluh gelah ras-ras man entabeh alu arapen, ngayu pe pertendinna kerina gelah mbuah page tahun enda.
Kepulungen sangkep nggeluh e ibas tep-tep kuta, raduken ras keriahen si ilakoken singuda-nguda anak perana bage pe si medanak si igelari guro-guro aron si ilakoken tep-tep tahunna, e me kerja tahun.
Kerja tahun e, sue ras antusenna e, lit piga-piga erbage rikutken ras pendalanken ibas pelain-lain kuta bage pe urungna, bagenda:
1. Merdang Merdem. Rikut ras gelarna, merdang e me kap dahin ibenaken alu ngerabi, nikapken ingan nuan, nemai ras nuan. Kerja tahun ngikutken paksa merdang idalanken i Tigabinanga ras sekelewetna bage pe Munte ras sekelewetna.

2. Nimpa Bunga Benih (Ngambur-ngamburi). Kerja tahun ibahan tupung page paksa erlayuk (ersusun kulpah) tah pe tupung umur page kurang lebih dua bulan. Si e ialakoken i taneh Sepulu Dua Kuta bage pe i Simpang Empat ras sekelewetna.

3. Mahpah. Kerja tahun ilakoken lako ngenanami buah page si nangdangi rani (mulai kenca megersing). Kerja tahun si rikutken mahpah ilakoken i Barusjahe, Tiga Panah ras sekelewetna.

4. Ngerires. Kerja tahun ilakoken kenca dung peranin guna erkata bujur ibas ulih peranin e. Kerja tahun rikutken ngerires ilakoken i Batu Karang ras kuta-kuta i sekelewetna.

Adi nai, rikutken ras kiniteken si pemena (siadi), pertoton tahpe bilang-bilang kerja tahun itujuken terutama man si Beru Dayang. Beru Dayang (bandingken ras Dewi Sri i Jawa tah pe Dewi Maia i Junani) e me si mada kerina bertin (maharahim) janah si mere pasu-pasu guna kerina kinihumuren, subuk gelah taneh mehumur gelah mbuah page, bertin diberu “mehumur” gelah ertuah bayak bage pe bertin asuh-asuhen ras rubia-rubia ras binurung mehumur gelah merih kerinana.

“Biasana belo icibalken rikutken ras pengala erbilang: “Mbuah ko page tahun enda, mbuah ko page. Merih ko masuk niasuh, sai mara, ku rumah ko tendi” ku Deleng Sibuaten. Kenca bage, bagi sinikataken nande aron, merkat me aron ngambur-ngamburi pulungen bulung simalem-malem ras kersik, mulai i pusung juma jenari ku tep-tep suki juma”, nina Sampaten Ketaren (Bp. Agen), sekalak tua-tua rikutken ras pengingetna uga lakon Ngambur-ngamburi ilakoken tupung kerja tahun i kuta Raya.
“Engkai maka ku Deleng Sibuaten?”, ningku nungkun. “Bage ka nina tua-tua, tentu bage ka iikutken. Banci jadi ije me niakap si Beru Dayang ringan tah pe maun ban gelar deleng e sentudu ras biak kehumuren. Ma kin arah sibuaten (perjabun) maka lit kinimerihen?”, nina Bp. Agen erjabap.
Bagi paksa-paksa kerja tahun si pelain-lain e, torosen ras perkakas perlengkapen si nibaba ku juma mungkin pelain-lain. Anem bage, torosen kerja tahun si kuhna si semal denga iinget asa genduari, e me kap:

1. Wari si pemena: Cikur-kur. E me wari persikapen merdang merdem alu ngkurkuri taneh lako ndarami kalimpenek, kidu, ridap tah pe kerina si biak pangan si nggeluh i taneh guna jadi adum nakan pangan pemenan kerja tahun.

2. Wari si peduaken: Cikurung. Nerusken kai si idalanken ibas wari si pemena, idarami me kurung i reba, i juma tah pe i sabah guna ijadiken adum nakan pangan ibas nerusken persikapen kerja tahun.

3. Wari si peteluken: Ndurung. E me wari persikapen kerja tahun si peteluwariken, si ilakoken arah mburtas sabah tah pe ngkerahi lau anak guna muat nurung emas, sibakut, itik, kaperas, gayo tah pe belut lako jadi adum nakan pangan.

4. Wari si peempatken: Mantem. E me lakon nangdangi tampuk kerja tahun si idalanken alu motong lembu, kerbo, babi jadi pangan tupung mantem bage pe ibas mata kerja tahun.

5. Wari si pelimaken: Mata Kerja Tahun. E me wari si mbelin ngerayaken kerja tahun. Ibenaken alu naruhken pangan si enggo tasak tah pe page mbaru ku rumah kalimbubu ras nimai kade-kade ras temue si reh ku kumah. Kerina rumah talang ras pantang itutup. Tep-tep rumah itingkah, peraturenna arus man. Gelah reh riahna kuta e, biasana ibahan pe gendang guro-guro aron i jambur, e me ingan singuda-nguda ras anak perana ncidahken dirina ras sura-surana arah ercakap-cakap sapih-sapih ia, landek ras impalna, bage pe arah pengarak-ngarak si medanak erlajar me ia kerina kerna kesemalen-kesemalen adat.

6. Wari si peenemken: Nimpa. Gia melala erbagena cimpa, cimpa kerja tahun biasana e me kap cimpa unung-unung e me cimpa si iban ibas tepung pulut ras tepung beras biasa si risiken gula merah ras tualah ibaluti alu bulung singkut. Cimpa banci ipan sope man tah pe kenca man bage pe biasa ka jadi luah mulih kerja tahun. Enngo ndekah jadi ibas melala kuta, lakon nimpa ipersada ras lakon mata kerja tahun.

7. Wari si pepituken: Rebu. E me tutup kerja tahun. Tupung temue enggo mulih ku kutana sekalak-sekalak si tading i kuta si erkerja tahun la banci kujuma tah pe ku sabah.Tep-tep ibas jabu pulung me orangtua ras anak-anakna guna pekesahken bage pe lako pepanken ku ukur ras pusuh kerna kerina si enggo inanami ibas segedang-gedang wari perayan kerja tahun. Rebu ertina la banci singerana-ngerana janah mereken kesempaten man rubia-rubia ras kerina si nasa lit pesikap bana kerina (pediat alam mengharmoniskan dirinya)

Kerja Tahun si genduari

Gia enggo melala perubahen-perubahen, seh asa genduari kerja tahun tetap denga idalanken. Merari genduari kerja tahun ilakoken ibas dua wari: Motong ras Matana. Bage me gendang guro-guro aron semal denga ibahan sada berngi sada wari, mulai ibas berngi motong seh ku mata kerja tahun.
Adi semalna kerja tahun nai ibahan serentah ibas sada urung rah pe rarasen-rarasen kuta janah mata kerja tahun biasana rembang bas wari Cukera Dudu, genduari enda ibas bulan-bulan rikutken kesemalen siadi, wari-warina pelain tep-tep kuta sue ras perarihen ras perkolong-kolong tah pe kesadan arih ibas Karang Taruna ibas kuta.
I kuta-kuta si ndeher ku tiga, maun-maun lanai lit lakon morong bas wari mantem, tapi keperlun-keperlun itukur i tiga. Tep-tep rumah tetap talang tupung mata kerja tahun, si mada jabu ertima temue, tapi jarang ertenah maka mungkin pe jadi nimai si la mungkin reh.
Lanai lit lakon ngambur-ngamburi tah pe lakon ngamati Beru Dayang sabap nina maka kita kerina enggo ragama.
E maka kai antusen kin kerja tahun genduari enda? Sungkun cuba anak-anakta. Ula heran adi nina erjabap hiburen ras man gratis!
Adi bage ikatakenna maka melala mesi enggo bene kai si meherga si ndube siajarken nini-nininta. Terlebih-lebih ibas kai ndai si ituriken idatas kerna antusen kerja tahun eme: ertoto, man ras-ras sangkep nggeluh bage pe keriahen si medanak ras singuda-nguda anak perana.
Mungkin nge kerja tahun e iubungken ras missa peranin? Tentu banci man kuta-kuta si erbahan kerja tahun dung kenca kerja tahun. Mungkin nge kerja tahun iubungken ras ngamati St. Maria? Tentu banci man stasi-stasi si rembang kerja tahun kutana ibas bulan Oktober. (Sabap la lit kerja tahun ibas bulan Mei), tapi uga si kerja tahun ibas bulan enem tah bulan pitu tah pe si ngubungken kerja tahunna ras wari kemerdekan (Juhar bage pe Kidupen).

E maka adi kin ateta ngubungken kerja tahun ras pendahin Gereja tentu perlu denga penggermeten si mbages. Saja peluang si lit, kerja tahun genduari enda menam-menam enggo kebenen erti ertoto, si tentu perlu iisi ras irayaken alu perayan kiniteken Gereja. (BK)
 
Salam : Kesain Rumah Derpih
Share:


Recent Posts