Peragaan Busana Cilik Beri Kesan Tersendiri di Peresmian Museum Pusaka Karo


Betlehem Ketaren 
BETLEHEM KETAREN. 
BERASTAGI. Pegelaran busana tradisional Karo pada peresmian Museum Pusaka Karo dan Rumah Gugung beberapa hari lalu [Sabtu 9/2] adalah salah satu tampilan seni yang secara khusus ingin menampakkan Enda Karo Ndai. Demikian dipaparkan oleh Masno Tarigan, sang narator mengantarkan peragaan Busana Anak Pengulu, Busana Pengantin, Busana Pengulu-Kemberahen dan Anak Beru-Kemberahen Anak Beru aron pada Pesta Kerja Tahun, Busana Ndahi Kerja-kerja, Busana Aron Ku Juma, Busana Ndurung, Busana Ngeria, Busana Erpangir Ku Lau, Busana Guru Sibaso dan Busana Guru Mbelin.

Uniknya, peragawan dan peragawati pada acara pegelaran busana itu rata-rata adalah anak-anak remaja. Cat Walk-nya adalah jalan kesain dari Geriten gereja sampai dengan ture Rumah Gugung. Seperti tampak pada gambar, barisan peragawan dan peragawati tengah bersiap-siap pada pose pengambilan gambar pertama. Sepasang gadis cilik tampak di depan memakai tudung uis teba dengan rabit datas kelam-kelam, diikuti pasangan peraga busana pengantin rose lengkap, peraga busana simantek guro-guro aron dan seterusnya.
Anton Sembiring memberi semangat. Namun Enjel putrinya tampak sewot dengan perhatian sang ayah.
Anton Sembiring memberi semangat. Namun Enjel putrinya tampak sewot dengan perhatian sang ayah.
Anton Sembiring, sang penata busana pada acara itu, tampak sempat gusar dengan turunnya hujan tiba-tiba saat acara dimulai. Ini terutama sekali ketika melihat banyaknya fotografer yang memberi aba-aba menahan pasangan-pasangan peraga untuk diabadikan di depan Rumah Gugung. Namun, acara ini berlangsung dengan baik dan lancar meski diterpa hujan rintik. Peragawan dan peragawati juga berhasil melewati para fotografer yang lari ke sana ke mari berseliweran mengejar momen-momen terbaik. Para peragawan dan peragawati cilik dengan tenang menampilkan perannya masing-masing, Anton pun lega dan puas.
 
Salam : Kesain Rumah Derpih
Share:


Recent Posts