Belajar
dari Gempa San Fransisco dan Si Cuan China, IAGI Sumut Perkirakan: Tahun
2016 Gempa Berkekuatan di Atas 7 SR Akan Mengguncang Tanah
Karo
Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumut
Ir Jonathan Tarigan memprediksi, pada tahun 2016 akan terjadi gempa berkekuatan
besar di Tanah Karo yang merupakan periode pengulangan (Reccurence Period)
gempa yang terjadi pada tahun 1935, atau yang lebih dikenal dengan gempa Linor
Batuka-rang yang berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR). Hal itu ditegaskan
Jonathan Tarigan kepada Analisa, Senin (5/10) setelah menganalisa se-jumlah
data dan fakta yang ada, serta sejumlah penelitian yang dilakukan oleh pakar
geologi, bahwa periode pengulangan gempa untuk didarat akan terjadi dalam
rentan waktu antara 70 sampai 80 tahun dan untuk di laut akan terjadi
pe-ngulangan 100 hingga 200 ta-hun.
Berkaitan dengan hal itu kata Jonathan, bila kita
berpe-doman pada analisa dan pene-litian yang dilakukan oleh pa-kar geologi,
maka peristiwa gempa Tanah Karo yang terjadi pada tahun 1936, akan terulang
kembali pada tahun 2016. Se-bagai contoh, gempa yang ter-jadi di San Fransisco
pada tahun 1906 berkekuatan 8 SR teru-lang kembali pada tahun 1989, demikian
juga halnya gempa yang terjadi di Si Cuan China pada tahun 1938 dengan
ke-kuatan 7,9 SR yang menewas-kan 80 ribu orang, terulang kembali pada tahun
2008. Dari kedua kedua peristiwa gempa ini, fakta menyebutkan telah terjadi
pengulangan gempa da-lam rentan waktu antara 70 hingga 80 tahun.
Dalam kesempatan itu, Jo-nathan Tarigan didampingi Ketua
IAGI Sumut Ir.Gagarin Sembiring dan dua pengurus IAGI lainnya Ir Edi Maulana
Barus dan N Sitepu menyebut-kan, prediksi bakal terjadinya gempa di Tanah Karo
yang ber-kekuatan di atas 7 SR ini, juga dilatarbelakangi letak geografis Tanah
Karo yang berada di dua patahan gempa yakni patahan Renun dan Patahan Bahorok.
"Menurut peta rawan gempa yang kami miliki, gempa
ber-kekuatan 7,5 SR yang me-ng-guncang Sumatera Barat,
juga berada sejajar dengan dua pa-tahan patahan Renun dan Baho-rok yang saat
ini sedang me-ngancam Tanah Karo", tutur Jonathan Tarigan yang lebih akrab
disapa Jo.
Jonathan mengakui, predik-si para pakar bisa saja meleset
dari perkiraan, karena mereka juga manusia bukan Tuhan. Namun berdasarkan
pengala-man dan fakta yang ada, pre-diksi tersebut juga ada yang mendekati
kebenaran. Seperti halnya gempa yang melanda San Fransisco Amereika Serikat dan
di Si Cuan China,
kata Jo.
Apalagi dari penyusuran yang dilakukan para ahli geo-logi,
bebatuan yang ada didara-tan Tanah Karo sangat rapuh, dan mudah terjadi
peng-hancuran bila sedikit saja ter-jadi gerakan. Yang kita khawa-tirkan kata
Jonathan, gempa yang terjadi di Sumbar, akan mempengaruhi letak tanah dan
bebatuan di Tanah Karo, karena kedua daerah ini berada sejaja-ran dengan daerah
patahan yang berpotensi terjadinya gempa.
Pada prinsipnya kata Jo-nathan, prediksi IAGI ini bukan
untuk menaku-nakuti masyara-kat, tetapi sebagai sinyal agar masyarakar waspada
terhadap kemungkinan terjadinya gem-pa bumi, sehingga korban jiwa yang
diakibatkannya dapat ditekan sekecil mungkin.
Berkaitan dengan hal itu Ketua IAGI Sumut Gagarin Sembiring
juga menuturkan, sinyal bahwa Sumut, khusus-nya Tanah Karo berada dalam wilayah
yang berpotensi terja-dinya gempa, hendaknya disi-kapi secara cepat dan tepat
oleh Pemerintah Provinsi maupun kabupaten\kota, dalam upaya mengantisipasi
secara dini ter-hadap bahaya gempa bumi dengan
mengambil langkah-langkah preventif.
"Secara keilmuan, apa yang dikemukakan IAGI
menyang-kut prediksi bahwa daratan Sumatera berada dalam potensi rawan gempa,
termasuk bebe-rapa daerah di Sumut, itu bisa dipertanggung jawabkan, ka-rena
kita memiliki data yang valid untuk itu. Jadi dalam hal ini kita bukan asal
bicara", tegas Gagarin Sembiring.
Salam : Kesain
Rumah Derpih