Njujungi Beras Piher



a. Pengertian
            Njunjungi beras piher adalah upacara di mana dukun atau guru sibaso, (biasanya wanita) sebagai perantara roh orang yang sudah meninggal dengan orang yang masih hidup, [1]menghamburkan beras piher (beras putih) ke atas kepala seseorang atau sekelompok orang, yang dipestakan.[2] Kegiatan ini merupakan upacara dari kebudayaan Karo yang berhubungan dengan relgi. Masyarakat Karo sering mengadakan acara ini, karena berbagai harapan, dan situasi yang mereka alami (penderitaan atau kemalangan).
b. Peralatan
         Sarana-sarana (peralatan) yang digunakan memiliki arti yang akan berpengaruh pada makna dari kegiatan ini, antara lain :
a.      Beras piher (beras putih) melambangkan keharmonisan,keseimbangan dan kejujuran
b.      Mangkok mbentar (panci putih)
c.       Sumpit pernakanen mbentar (tempat nasi)
d.      Uis Ariteneng (kain adat Karo) melambangkan ketentraman
e.       Belo ras kuhna (belo bujur) (sirih dan campurannya, ungkapan terima kasih) kepada Tuhan yang Maha Kuasa
f.        Tumba rumpu kuling-kuling (kulit binatang)  melambangkan kekeluargaan
g.      Lada (lada) melambangkan persatuan
h.      Sira (garam) melambangkan kewibawaan.[3]
i.        Naruh (telur) melambangkan pengaruh
c. Ritus[4]
            Ritus njungjungi beras piher memiliki perbedaan, tergantung siapa yang menjadi objek ritus ini.  Ritus njungjungi beras piher yang dilakukan untuk laki-laki berbeda dengan ritus yang dilaksanakan untuk perempuan.
a.       Ritus njungjungi beras piher untuk laki-laki. Pelaksanaanya adalah:
1.      Kalimbubu, saudara laki-laki ister/pihak keluarga dari isteri pelaksanaanya dari kaum wanita ialah simaba kulau, yang membawa ke air supaya kam perembah kalimbubu, ula sirang lau ras beras, (engkau menghargai saudara laki-laki isteri seperti air dan beras tidak  berpisah).[5]
2.      Puang kalimbubu, isteri (pelaksananaya wanita)[6]
3.      Anak beru, anak perempuan/kelompok penerima perempuan yang bertugas untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan dalam pelaksanaan pesta, (pelaksanaanya wanita, dan lain-lain).[7]
b. Ritus njung-jungi beras piher untuk perempuan. Pelaksanaanya adalah:
1.      Bibi pihak anak beru ( bibi orang yang bertugas)
2.      Kalimbubu pelaksana pihak wanita
3.      Puang kalimbubu pelaksana pihak wanita, dan lain-lain.
            Sukut (semarga) tidak ikut meletakan beras piher kepada saudaranya, melainkan ia duduk bersama dengan mereka, dan mendapat hal sama dengan senina (saudara) itu. Ada sedikit perbedaan dengan Karo Langkat, orang Karo di Langkat melakukan hal yang berbeda dengan masyarakat Tanah Karo. Orang yang semarga di Langkat, ikut menaburkan beras di kepala saudaranya (orang yang dipestakan, abang atau adiknya). Tata cara untuk setiap usia sangat berbeda. Kami akan coba untuk menguraikan njungjungi beras piher untuk orang dewasa. Ritualnya adalah sebagai berikut: Orang yang akan dijungjungi beras piher duduk di amak mbentar (tikar berwarna putih). Maka datanglah orang yang sudah ditentukan supaya menaburkan beras di kepala pestawan, sekaligus mengungkapkan harapan-harapan kepada orang tersebut. Apa yang diucapkan tergantung dari orang yang memohonkannya.

d. Tujuanya
            Tujuan upacara ini, bisa dikatakan bersifat multifungsi. Upacara ini kerap kali diarahkan  untuk bersyukur kepada roh para leluhur, yang berperan besar dalam kesuksesan manusia. Selain  bersyukur karena apa yang diharapkan sudah terkabul, ada juga tujuan yang diharapkan. Pada umumnya tujuan di setiap daerah tidak jauh berbeda dengan daerah lain, seperti yang tertera di bawah ini :
1.      Gelah ersada tendi ku rumah artinya bersatu roh ke rumah(ke tempatnya).[8]
2.      Ula erdua-dua ukur muat si mehuli artinya jangan dua pikiran untuk mencapai kebaikan
3.      Taluken pinakit tauiken si rukur la mehuli artinya kalahkan penyakit kalahkan orang yang berpikiran tidak baik.
4.      Selpat nipi gulut, selpat liah-liah, banga kelesa artinya lepas mimpi buruk lepas unsur dosa
5.      Ertima tendi i rumah artinya menunggu roh di rumah
6.      Gelem bekas latih gelem kini bayaken artinya pegang hasil jerih payah pegang kekayaan.
7.      Pitut perukuren-perukuren si la mehuli pitut bahan-bahanen nulak si la mehuli pitut liah-liah, artinya tertutup pikiran yang tidak baik, tertutup perbuatan tidak baik terhadap orang lain, tertutup nasib sial.
8.      Erngaruh ku sinterem, erngaruh ku sangkep geluh, erngaruh ku kade-kade artinya beramal kepada khalayak ramai, beramal kepada sangkep geluh dan beramal kepada keluarga.
9.      Nilah krina pinakit, nilah entem nu begu, nilah gerek-gereken si la mehuli artinya tersingkir semua penyakit, tersingkir maksud setan, tersingkir pertanda tidak baik.  
10.  Bunuh musuh, bunuh singgas-gasi, bunuh perukuren si lamehuli artinya bunuh musuh,bunuh yang menganggu, bunuh maksud jahat   
11.  Ersada tendi i rumah, ersada ukurta kerina ku simehuli bersatu semua yang baik dan bersatu semua keingingan kita kepada hal yang baik).[9]

V. Makna Filosofis atas kegiatan ini

·                     Masyarakat Karo cukup peka terhadap siapa saja yang datang ke desa atau rumah mereka. Tamu yang datang akan disambut dengan upacara ini yaitu menghamburkan beras piher di atas kepala tamu yang datang. Ungkapan-ungkapan yang mau disampaikan tergantung pada orang yang menghamburkan beras itu. Biasanya untuk orang yang datang diungkapkan harapan-harapan, supaya ia memenuhi apa yang dikehendaki, oleh orang yang memintakan upacara itu diselenggarakan.
·   Sedangkan orang yang berangkat jauh juga diletakan beras piher di atas kepala mereka, supaya mereka semakin semangat dan memiliki ikatan yang dekat dan kuat dengan keluarga yang ditinggalkannya hal ini dapat digambarkan dengan memakai perumpamaan orang yang menanak nasi (seperti air dengan beras) yang sudah menyatu.
·   Seperti makna dari alat-alat itu. Agar menjadi orang yang harmonis dengan sesama, seimbang dalam hidupnya dan selalu jujur. Memberikan pengaruh di mana ia berada, pengaruh yang baik. Berwibawa dan menjunjung persatuan.  Serta bersyukur kepada Tuhan.



Salam : Kesain Rumah Derpih
Share:


Recent Posts