Ketika
musibah, tragedi dan kehancuran datang ke dalam kehidupan kita, biasanya ada
kejutan datang di awal. Persis seperti gempa bumi yang menyebabkan gelombang
tsunami setinggi 9 meter menghantam pantai. Orang-orang yang berada di pinggir
pantai terperangkap dalam ketakutan. Mereka berdiri terpesona saat gelombang
datang membawa kehancuran yang mengerikan. Setelah kejutan itu berlalu, tibalah
pada kenyataan yang mencengkeram mereka pada inti dari keberadaan mereka.
Pertanyaan berikutnya yang mungkin terlontar adalah, “Apalagi sekarang?
Bagaimana saya bisa bertahan?”
Sama halnya dengan kematian
seseorang yang Anda kasihi. Anda mungkin menemukan diri Anda mati rasa pada
awalnya. Kemudian saat Anda melalui hari-hari Anda, Anda mungkin beberapa kali
berada dalam posisi merasa kehilangan yang mendalam karena sesuatu telah memicu
kenangan dari rasa yang menyakitkan itu. Hal itu bisa berupa lagu, tempat, atau
saat liburan yang akan membangkitkan emosi dan membawa kesadaran bahwa Anda
sedang menjalani sebuah kehidupan tanpa kehadiran mereka.
Dalam cengkeraman kenyataan,
Anda dapat menemukan kasih karunia Allah dalam melalui saat-saat ini. Hanya
inilah cara bertahan bagi mereka yang tidak hanya kehilangan seorang yang
mereka kasihi, tapi juga seluruh yang mereka miliki. Setiap hari mereka
diingatkan akan pemandangan mengerikan yang mereka lihat saat kehancuran
terjadi di kampung halaman mereka, dan kehancuran itu terjadi di depan mata
mereka. Sebuah kehancuran yang disebabkan oleh tsunami kehidupan.
Trauma jenis ini berbeda
dengan jenis trauma lainnya. Masalahnya karena trauma ini tidak hanya
berlangsung untuk sesaat, atau bahkan sehari, namun akan berlangsung selama
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Selama masa perkabungan dan
kehilangan itu, kita diingatkan bahwa kita tidak dijanjikan akan hari esok.
Hidup hanyalah seperti uap. Apa yang dapat Anda jadikan pegangan dalam
kehidupan ini? Kita hanya dapat berpegang pada Tuhan, saat kita melatih iman
dan pengharapan kita bahwa akan ada hari esok yang lebih cerah dan awal yang
baru dalam kehidupan kita.
Saat tanah tersebut kembali
dibersihkan dan gedung-gedung kembali dibangun, hal yang paling penting adalah
membangun kembali kehidupan. Alkitab berkata untuk membangun diri kita dalam
kekudusan sepenuhnya. Pondasi sejati, batu karang yang teguh dalam hidup kita
adalah Yesus Kristus. Dalam Dia sajalah terdapat keamanan yang kita butuhkan
dalam situasi apapun. Kita harus memahami bahwa Dia akan membawa kita untuk
melalui semua hal itu.
Setelah tahun-tahun berlalu
dan kita melihat ke belakang, setiap kita memiliki sesuatu untuk dibagikan
dalam menghadapi pencobaan. Kita telah mengalami rasa kehilangan maupun
perasaan lain yang berkecamuk dalam hati kita. Namun saat tahun berganti, hidup
kita bagaikan bab baru dari sebuah buku. Hal itu telah berlalu dan sesuatu yang
baru akan dimulai. Sama hanya saat kita terbangun di pagi hari dengan berkata –
Aku terbangun untuk hari yang baru, yang penuh dengan harapan untuk masa depan yang
lebh baik... sesuatu di luar apa yang aku bayangkan dan pikirkan.
Ratapan 3:22-23 Tak
berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap
pagi; besar kesetiaan-Mu!
Kasih karunia-Nya selalu baru
setiap pagi. Ini adalah pengingat kita untuk hidup sehari lepas sehari. Tuhan
tidak mengatakan setiap tahun, namun Ia mengatakan setiap pagi. Jadi pandanglah
pada kasih karunia-Nya yang cukup untuk hari ini dan hari esok akan memiliki
kesusahannya sendiri.
Yesaya 40:31 Tetapi orang-orang
yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali
yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi
lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Ini adalah kenyataan. Setiap
kita berada dalam cengkeraman kasih karunia dan rahmat Tuhan yang akan menjaga
hati dan pikiran kita tetap teguh di dalam Dia. Mari kita berlari dan tidak
menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah. Karena pertolongan kita adalah
di dalam Nama Tuhan.
Salam : Kesain
Rumah Derpih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar