Menoleh Kembali Kepada Rumah Adat Karo ( Nancy Meinintha Brahmana )


Oleh : Nancy Meinintha Brahmana

KITA TERINGAT KALA membaca kisah perjuangan Tanah Karo pada juli 1947, agresi militer Belanda 1, kala itu wakil Presiden Muhammad Hatta menghimbau para warga Karo untuk membumihanguskan Tanah Karo agar tidak dapat diduduki oleh Belanda.  Pada saat itu puluhan rumah adat turut dibakar (menurut buku Biografi Koran Karo-Karo, hal.149, tidak kurang dari 95 rumah adat). 
Surat PujianWakil Presiden Republik Indonesia
Bukittinggi, 1 Januari 1948
“Kepada Rakyat Tanah Karo Yang Kucintai”.
Merdeka!
Dari jauh kami memperhatikan perjuangan Saudara-saudara yang begitu hebat untuk mempertahankan tanah tumpah darah kita yang suci dari serangan musuh.  Kami sedih merasakan penderitaan Saudara-saudara yang rumah habis dibakar dari pada kampung halamannya jatuh ke tangan musuh yang ganas, yang terus menyerang dan melebarkan daerah perampasannya sekalipun cease fire sudah diperintahkan oleh Dewan Keamanan UNO. Tetapi kami sebaliknya merasa bangga dengan rakyat yang begitu sudi berkorban untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan kita.Saya bangga dengan pemuda Karo yang berjuang membela tanah air sebagai putra Indonesia sejati. 
Rumah yang terbakar, boleh didirikan kembali, kampung yang hancur dapat dibangunkan lagi, tetapi kehormatan bangsa kalau hilang susah menimbulkannya. Dan sangat benar penderitaan Saudara-saudara, biar habis segala-galanya asal kehormatan bangsa terpelihara dan cita-cita kemerdekaan tetap dibela sampai saat yang penghabisan. 
Rakyat yang bertekad sedemikian dan inilah benar-benar tekad rakyat Indonesia seluruhnya. Rakyat yang begitu tekadnya tidak akan tenggelam, malahan pasti akan mencapai kemenangan cita-citanya.
Di atas kampung dan halaman saudara-saudara yang hangus akan bersinar kemudian cahaya kemerdekaan Indonesia, dan akan tumbuh kelak bibit kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Karo, sebagai bagian dari pada Rakyat Indonesia yang satu yang tak dapat dibagi-bagi.
Kami sudahi pujian dan berterima kasih kami kepada Saudara-saudara dengan semboyan kita yang jitu itu: “Sekali Merdeka Tetap Merdeka”.
Saudaramu,
MOHAMMAD HATTA
Wakil Presiden Republik Indonesia
Sebenarnya, kita masyarakat Karo mempunyai hak untuk menuntut pemerintah, berdasarkan surat Bung Hatta kepada warga Karo, untuk membangun kembali rumah adat kita yang telah terbakar. Kini masyarakat Karo sangat minim sekali dengan rumah adatnya. Ada beberapa di Lingga dapat kita lihat, namun itupun tidaklah memadai akan kelestariannya lagi.  Beberapa rumah adat yang dulu dapat kita lihat di tepi jalan di Berastagi kini hancur tidak terawat, bahkan ada yang sudah tidak ada sama sekali.
Melalui wall grup ini, maukah kita bersatu hati, bersama-sama, sebagai orang Karo dimanapun berada, untuk kembali bahu membahu membangun rumah adat kita, secara bertahap dari satu daerah ke daerah lain.  Satu-satu kita coba perbaiki bagian-bagian yang rusak, asalkan janganlah semakin punah....

Ini bicara kesehatian, tekad, kerjasama dan pengorbanan dan sudah pasti dana yang tidak sedikit.  Asalkan mau, pasti dapat kita lakukan.  Koin demi koin, receh demi receh akan kita kumpulkan dari seluruh lapisan masyarakat Karo di daerah dan di luar daerah Karo.  Kesehatian inii akan membentuk kepanitiaan yang dapat dipastikan bekerja secara jujur dan dipercaya.  

Saya berharap dengan sepenuh hati agar kita semuanya setuju dan mengambil bagian dalam hal ini, segala saran dan dukungan yang menguatkan kami harapkan datang dari saudara-saudara sekalian demi terwujudnya dan terlaksananya kerinduan ini, agar Tanah Karo kita semakin bertumbuh dan semakin dilestarikan kembali khususnya Rumah Adat Karo.   Kerinduan ini didasarkan dari keprihatinan yang tulus, marilah kita berbangga hati menjadi kalak Karo.   Bujur ras mejuah-juah.
----------------------------------------------------
Dalam pada ini kita akan memulai menggalang koin demi koin, receh demi receh untuk kita kumpulkan bersama, sedikit-sedikit akan berbukit dengan santunan selama beberapa tahun secara terus menerus dan bertahap.  Diharapkan keseriusan ini disambut dengan kerja sama yang baik dari segala pihak, anak sekolah minggu, remaja, permata, mamre, moria, pribadi, kelompok arisan keluarga, kelompok arisan marga, kantor, dan lain-lain.
Sedapat-dapatnya memperkecil dan meminimkan masalah dengan tidak  memperkeruh keadaan, mempengaruhi orang lain berpikir negatif, mengurangi semangat, menuding sifat orang karo, dan lain-lain yang tidak berhubungan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.  Uga ninta...

Salam : Kesain Rumah Derpih
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Recent Posts

Arsip Blog