Sierjabaten
begitulah sebutan Orang Karo kepada pemain musik tradisional-nya, dimana mereka
(Sierjabaten atau penggual) berfungsi sebagai pengiring musik upacara adat Suku
Karo, baik itu pernikahan, pesta panen, Kemalangan atau lainnya. Jadi dari hal
tersebut maka seben...arnya profesi ini bisa dibilang sudah cukup lama sekali
ada dalam perkembangan dan perjalanan hidup Suku Karo. Mengenai kepastian mulai
kapan julukan atau penamaan ini mulai dikenal dan di populerkan saya kurang tau
pasti , yang jelas profesi ini berkaitan sekali dengan kesenian tradisional
Suku Karo.
Menurut saya mereka mulai dikenal ketika
masyarakat Karo menyadari kebutuhan akan hiburan dalan setiap acara adat
mereka. Pada kenyataanya peran serta mereka sangatlah vital dalam setiap acara
pesta adat, sebab tanpa mereka sebuah acara adat tidak lengkap dan sempurna,
mereka adalah sekumpulan penghibur juga bisa dibilang irama, nyawa dan tolak
ukur kemeriahan sebuah acara adat. Semakin hebat keahlian mereka dalam bermain
musik maka makin tinggi pula pamor mereka (Sierjabaten) dimata masayarakat
Karo. Sierjabaten memiliki keahlian dalam bemain berbagai macam alat musik
tradisoanal Karo yang terdiri atas Sarune, Gendang Singanaki, Gendang
singindungi, Gendang penganak, dan gung.
Setiap pemain alat musik mempunyai nama
masing masing sesuai dengan alat musik yang mereka mainkan, pemain sarune
disebut panarune, pemain gendang (singanaki dan singindungi) disebut penggua,
dan pemain penganak disebut simalu penganak, dan pemain gung disebut simalu
gung, serta pemain mangkuk michiho disebut simalu mangkuk michiho. Untuk lebih
jelasnya berikut ini penjelasan mengenai setiap alat musik Tradisonal Karo :
A. Sarune.
a. Anak-anak sarune, terbuat dari daun kelapa dan embulu-embulu (pipa kecil) diameter 1 mm
dan panjang 3-4 mm. Daun kelapa dipilih yang sudah tua dan kering. Daun
dibentuk triangel sebanyak dua lembar. Salah satu sudut dari kedua lembaran
daun yang dibentuk diikatkan pada embulu-embulu, dengan posisi kedua sudut daun
tersebut,
b.Tongkeh sarune, bagian ini berguna untuk menghubungkan anak-anak sarune. Biasanya
dibuat dari timah, panjangnya sama dengan jarak antara satu lobang nada dengan
nada yang lain pada lobang sarune,
c. ampang-ampang sarune, bagian ini ditempatkan pada embulu-embulu sarune yang berguna untuk
penampung bibir pada saat meniup sarune. Bentuknya melingkar dnegan diameter 3
cm dan ketebalan 2 mm. Dibuat dari bahan tulang (hewan), tempurung, atau perak,
d. batang sarune, bagian ini adalah tempat lobang nada sarune, bentuknya konis baik
bagian dalam maupun luar. Sarune mempunyai delapan buah lobang nada. Tujuh di
sisi atas dan satu di belakang. Jarak lobang 1 ke lobang adalah 4,6 cm dan
jarak lobang VII ke ujung sarune 5,6 cm. Jarak antara tiap-tiap lobang nada
adalah 2 cm, dan jarak lubang bagian belakang ke lempengan 5,6 cm.
e. gundal sarune, letaknya pada bagian bawah batang sarune. Gundal sarune terbuat dari
bahan yang sama dengan batang sarune. Bentuk bagian dalamnya barel, sedangkan
bentuk bagian luarnya konis. ukuran panjang gundal sarune tergantung panjang
batang sarune yaitu 5/9.
B. Gendang Alat
musik gendang adalah berfungsi membawa ritme variasi. Alat ini dapat
diklasifikasi ke dalam kelompok membranofon konis ganda yang dipukul dengan dua
stik. Dalam budaya musik Karo gendang ini terdiri dari dua jenis yaitu
a. gendang singanaki (anak)
b. gendang singindung (induk).
Gendang singanaki di tambahi bagian
gerantung. Bagian-bagian gendang anak dan induk adalah sama, yang berbeda
adalah ukuran dan fungsi estetis akustiknya. Bagian-bagian gendang itu adalah:
tutup gendang, yaitu bagian ujung konis atas. Tutup gendang ini terbuat dari
kulit napuh (kancil). Kulit napuh ini dipasang ke bingkai bibir penampang
endang. Bingkainya terbuat dari bambu. Tali gendang lazim disebut dengan tarik
gendang terbuat dari kayu nangka(Artocarpus integra sp). Salah satu sampel
contoh ukuran untuk bagian atas gendang anak adalah 5 cm, diameter bagian bawah
4 cm dan keseluruhan 44 cm. ukuran gendang kecil yang dilekatkan pada gendang
anak, diameter bagian atas 4 cm, diameter bagian bawah 3 cm, dan panjang
keseluruhan 11,5 cm. Alat pukulnya (stik) terbuat dari kayu jeruk purut. Alat
pukul gendang keduanya sama besar dan bentuknya. Panjangnya 14 cm dan penampang
dan penampung relatif 2 cm. Untuk gendang indung, diameter bagian atas 5,5 cm,
bagian bawah 4,5 cm, panjang keseluruhan 45,5 cm. Bahan alat pukulnya juga
terbuat dari kayu jeruk purut. Ukuran alat pukul ini berbeda yaitu yang kanan
penampangnya lebih besar dari yang kiri, yaitu 2 cm untuk kanan dan 0,6 cm
untuk kiri. Panjang keduanya sama 14 cm.
C. Gung dan penganak Yaitu pengatur ritme musik tradisional Karo. Gung ini diklasifikasikan
ke dalam kategori idiofon yang terbuat dari logam yang cara memainkannya
digantung. Gung terbuat dari tembaga, berbentuk bundar mempunyai pencu. Gung
dalam musik tradisional Karo terbagi dua yaitu gung penganak dangung. Salah
satu contoh ukuran gung penganak diameternya 15,6 cm dengan pencu 4 cm dan
ketebalan sisi lingkarannya 2,8 cm. Pemukulnya terbuat dari kayu dan dilapis
dengan karet. Gung mempunyai diameter 65 cm dengan pencu berdiameter 15 cm dan
tebal sisi lingkarannya 10 cm. Pemukulnya terbuat dari kayu dan dilapisi karet.
Demikianlah sedikit informasi dan pembahasan yang saya dapat dari internet, semoga
berguna.
Pesan moral yang ingin saya sampaikan adalah,
saat ini sulit sekali menemui Sierjabaten yang Tradisional, karena saat ini
lebih banyak dan lebih populer Sierjabaten yang mengunakan alat Moderen yang
lebih dikenal dengan Keyboard (Pekeyboard)…Gendang Karo tradisoanal mulai
tergeser dengan gendang karo moderen…Olah sebap itu mari kita lestarikan seni
musik tradisional Karo sebagai salah satu identitas Suku Karo yang tidak boleh
hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar