Belakangan ini
atau beberapa waktu yang lalu berkembang isu begu ganjang di tanah karo, dan
orang yang disangka memiliki begu ganjang diusir dari desa, malahan ada yang
sampai dibunuh dan rumahnya dibakar. Fenomena tersebut membuat orang bertanya
apakah begu ganjang, da...rimanakah asal-usul dan makna kata tersebut. Secara
sederhana dan harafiah begu sebetulnya berarti roh, sedangkan ganjang artinya
panjang.
Untuk
memahaminya, begu ganjang mesti dilihat dalam konteks yang lebih luas dari
‘teologi’ dan ‘agama’ tradisional suku karo sendiri, secara khusus paham
‘pneumatologi’ Karo (pneuma = roh, spirit). Dari sudut pandang ilmu agama-agama
dapat dikatakan bahwa dalam diri orang karo jaman dulu, telah terdapat konsep
tentang keagamaan, yang walaupun orang karo sendiri belum menyadarinya sebagai
manifestasi keagamaan.
Selanjutnya,
masyarakat karo percaya, disamping para Dibata masih ada kekuatan lain yang
erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Malah baik buruknya hidup manusia
tergantung pada respon yang diberikan pada kekuatan dan tenaga ini. Mereka
itulah yang disebut dengan tendi dan begu. Tendi (roh, nyawa) berada dalam
tubuh manusia dan merupakan satu kesatuan. Manusia menjadi makhluk yang hidup
karena memiliki tendi.
Tendi
memiliki zat kehidupan yang berlangsung selama-lamanya dan tidak dapat dirusak
oleh apapun. Orang karo jaman dulu mengenal dua jenis tendi, yaitu: tendi yang
terdapat dalam tubuh manusia dan berhubungan dengannya pada masa kehidupan
manusia saja. Kedua, tendi yang merupakan bayangan yang melanjutkan aktivitas
manusia. Artinya, manusia secara biologis mungkin telah mati, tapi aktivitasnya
masih dilanjutkan oleh tendi nya. Kehadiran tendi dalam tubuh manusia merupakan
faktor penentu bagi kesehatan manusia. Timbulnya sesuatu penyakit, kegelisahan,
atau kemalangan diyakini sebagai akibat dari lemahnya tendi, atau kepergian
tendi dari tubuh manusia.
Bila
kepergian tendi berlangsung lama dan tidak datang lagi ke dalam tubuh
dikhawatirkan bisa menyebabkan kematian bagi manusia. Konon ada empat penyebab
tendi meninggalkan tubuh manusia yaitu saat tidur, terkejut, mimpi dan
kematian. Demikian ulasan singkat mengenai paham orang karo tentang begu dalam
konteks ‘pneumatologi’ Batak karo tradisional.
Sehubungan
dengan begu ganjang yang diyakini sebagai personifikasi bagi segala jenis
roh-roh yang mampu membuat orang meninggal secara mendadak, segera muncul
pertanyaan berikut: Adakah gejala dan isu begu ganjang yang sempat hangat di
tanah karo sebetulnya hanya merupakan gejala menularnya berbagai jenis penyakit
membahayakan yang tentu saja dapat merenggut nyawa manusia dalam waktu singkat?
Kalau memang itu, cara mengatasinya adalah menggalakkan pengobatan secara
medis, bukan dengan menuduh dan membinasakan orang yang diduga memiliki dan
memelihara begu ganjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar