Jujur, Orang
Karo umumnya tinggal di kampung. Mereka hidup dengan kekeluargaan dan
kebersamaan yang tinggi di lingkungan tradisional tersebut. Oleh karena itu
segala hal seperti memberi dan menerima dilakukan secara wajar tanpa ada
kecurangan. Biasanya jika diketahui ...ada yang berbuat curang maka akan mendapat hukuman yang
berat dari masyarakat.
Tegas, Manusia Karo memiliki sifat tegas, cepat berpikir, dan cepat
bertindak. Mereka tidak begitu lembut menghadapi suatu masalah, apalagi masalah
yang dianggap prinsipil, meski sebenarnya dapat memberi risiko bagi diri
sendiri ataupun keluarganya.
Berani, Sejak kecil seorang Karo diajar oleh orang tuanya atau neneknya bahwa
setiap manusia sederajat, tidak ada yang lebih istimewa tidak ada yang lebih
hina. Yang berbeda hanyalah suratan tangan dan takdirnya. Mungkin hal ini lah
yang menyebabkan seorang Karo tidak pernah ragu untuk berbuat atau pergi ke
mana pun. Mereka berani karena benar dan mengaku salah jika memang melakukannya.
Keberanian ini juga ditunjukkan ketika berkecamuk perang antara kerajaan Deli
dan kerajaan Aceh pada abad XVII dan juga perjuangan melawan penjajahan
Belanda.
Percaya
Diri, Umumnya orang Karo percaya pada kekuatannya
sendiri. Mereka jarang menggantungkan nasib pada orang lain.
Pemalu, Sifat pemalu dimiliki dengan kuat oleh orang Karo, terutama rasa malu
kalau menggantungkan diri pada orang lain dan juga kalau harga diri dan nama
baik keluarga sudah tercoreng.
Tidak
Serakah, Secara umum orang Karo tidak serakah atau
tamak. Mereka memang mendambakan hidup sejahtera namun bukan melalu cara
serakah. Mereka gigih mempertahankan sesuatu kalau memang itu adalah haknya.
Mudah
Tersinggung dan Pendendam, Kebanyakan orang Karo cepat
tersinggung jika dirinya atau keluarganya dikata-katai secara negatif oleh
orang lain, baik secara terbuka maupun terselubung. Kalau sudah tersinggung
orang tersebut segera menjumpai orang yang menghinanya dan menyelesaikan dengan
segera. Kalau tidak maka akan berlarut menjadi dendam. Biasanya dendam itu
ingin dilunasi dengan cara yang kurang pertimbangan rasional. Untuk menghindari
penyelesaian secara irasional, biasanya ada pihak ketiga yang berusaha
mendamaikan secara adat.
Berpendirian
Teguh, Orang Karo umumnya berpendirian teguh. Sekali
memiliki suatu pendirian, sukar baginya untuk merubah pendiriannya tersebut,
kecuali kalau dalam situasi terpaksa. Tapi biasanya ini terjadi saat-saat
tertenu, misalnya bersandiwara atau pada orang lain.
Sopan
Pembawaan, sopan bergaul ditengah orang ramai dan
dalam keluarga, merupakan bagian dari sikap hidup orang Karo. Sikap ini mungkin
dilandasi pemikiran bahwa dalam bermasyarakat harus saling menghargai yakni
berbuat sopan dan menghormati pihak lain, bukan dengan pura-pura. Gaya orang
Karo berbicara menunjukkan sikap sopan dengan tutur kata yang halus dan tidak
keras.
Selalu
Menjaga Nama Baik Keluarga dan Harga Diri, Sejak kecil
orang Karo diajari harus pandai-pandai menjaga diri dan nama baik keluarga.
Karena itu dalam kehidupan sehari-hari orang Karo sangat menghargai martabat
keluarganya. Maka seseorang selalu terpanggil jiwanya untuk membela kehormatan
keluarganya jika hal itu dianggapnya pantas. Pencemaran nama baik keluarga
dianggap merupakan tamparan bagi seluruh anggota keluarga turun temurun dan
pasti menimbulkan dendam kesumat, yang kadang-kadang nyawa sering jadi
taruhannya. Menyangkut harga diri dan keluarga, sejak belasan tahun terakhir
ini pada sebagian masyarakat Karo, telah berkembang upaya untuk tidak mau kalah
dari orang lain dan menunjukkan bahwa dia juga berkemampuan seperti apa yang
telah ditunjukkan.
Rasional
dan Kritis, Berpikir kritis dan rasional juga
merupakan sifat khas orang Karo. Dalam menghadapi persoalan, orang Karo tidak
begitu cepat emosional, tapi selalu dipikirkan dulu secara rasional dan kritis.
Oleh karena itu mereka tidak begitu mudah terbuai oleh suatu rayuan. Sikap
kritis ini sering membuat pihak lain kecewa karena dianggap bandel sehingga
tidak mudah membawanya ke satu tujuan yang dimaksudkan. Contohnya adalah dalam
penyebaran agama di dalam masyarakat Karo.
Mudah
Menyesuaikan Diri, Karena sopan bergaul, selalu
menghormati sesama anggota masyarakat, orang Karo secara mudah mampu
menyesuaikan diri di tengah masyarakat baru, tempat mereka berdomisili.
Gigih
Mencari Pengetahuan, Karena sadar dalam hidup selalu
kekurangan ilmu sebagai pegangan hidup, orang Karo sejak dulu sangat gandrung
mencari ilmu pengetahuan. Maka ditiap kesempatan yang memungkinkan, orang Karo
mencari ilmu pengetahuan dengan segala kegigihan. Untuk mendapat ilmu
pengetahuan, mereka rela menempuh dengan segala penderitaan. Rintangan mereka
atasi dengan segala ketabahan.
Mudah
Iri dan Dengki, Iri dan dengki dalam bahasa Karo
adalah cian. Teman sejoli dari iri adalah cemburu. Keduanya ini secara nyata selalu
mengarah pada yang tidak baik. Sifat-sifat dengki/cemburu masih bersemayam pada
masyarakat Karo. Penyakit lain yang mirip yang masih ada dalam masyarakat Karo
adalah kesukaan sebagian besar kaum ibu-ibu mengata-ngatai orang lain secara
negatif. Sifat ini dalam bahasa Karo adalah “Cekurak“.
Mementingkan
Prosedur, Orang Karo sejak zaman dulu ternyata
mematuhi apa-apa yang telah menjadi kesepakatan bersama mengenai berbagai
persoalan. Seseorang jarang sekali melanggar kesepakatan itu, sebab besar
resikonya. Karena itu jika ada anggota masyarakat yang berbuat melangkahi
aturan umum, biasanya terjadi keributan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar